TOGA
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil
budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada
hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA)
dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun
dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat
secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian
dalam pengobatan keluarga. Di SMP Negeri 10 Tarakan, sebagai kelanjutan dari
aksi peduli lingkungan, selain kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah para
peserta didik juga melakukan penanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Dengan
memanfaatkan lahan kosong di samping gedung sekolah para peserta didik kelas
VII, VIII, dan IX didampingi Koordinator PLH Ibu. Syamsuarti, S.Pd, Ibu. Sri
Widayanti dan Bapak. Muchammad Amin Kamis (13/11) melakukan penanaman tanaman
obat. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan berbagai jenis tanaman obat-obatan
kepada peserta didik. Selain itu agar anak juga mencintai kegiatan budidaya
tanaman. Beberapa jenis tanaman obat yang ditanam antara lain jahe, serai, bangle,
lidah buaya, daun kayok, buah naga, mengkudu, seledri, kunyit putih, lengkuas,
kencur, pohon sirsak dan tumbuhan lainnya. Untuk memelihara tanaman tersebut
juga sudah dibentuk kelompok yang bertanggung jawab dalam pemberian pupuk,
penyiraman maupun penyiangan. Sebelum ditanami lahan sudah dipersiapkan
sebelumnya oleh bapak-bapak pembantu pelaksana dengan penggemburan tanah dan
pemberian pupuk, sehingga para peserta didik tinggal menanam. Para peserta
didik merasa senang dapat merasakan pengalaman langsung berkebun. Semoga
kegiatan ini dapat berkelanjutan dengan jenis tanaman yang lain.
Dokumentasi Pelabelan Tanaman Obat Keluarga :
Faktor Peningkatan
Penggunaan Tanaman Obat
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional
didasari oleh beberapa faktor, yaitu:
Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat
mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah dan
sekolah juga memanfaatkan kondisi ini untuk menghasilkan tanaman yang berguna
dalam pengobatan.
Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat
kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik
Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat
tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya,
pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari
kandungan bahan alami ramuan tradisional.
Perawatan Tanaman Obat
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah atau sekolah tidak
memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat.
Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha,
dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.
Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.
Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang
terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari
lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang
dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan Untuk itu,
perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan
kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik. Dalam budi daya
tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral
yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk
kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun itulah yang
sudah dijalankan oleh SMP Negeri 10 Tarakan. Selain itu, sebagai bahan
pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang
terdapat di sekitar rumah atau sekolah, seperti tanaman babadotan (Ageratum
conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau. Sekian terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar