SMP
Negeri 10 Tarakan didirikan pada tanggal 07 Mei 2003 berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Tarakan Nomor : 425/HK-IV/144. SMP Negeri 10 Tarakan
merupakan sekolah di wilayah Kalimantan Utara yang terletak di Kota Tarakan
Kecamatan Tarakan Timur Kelurahan Pantai Amal. Kepala Sekolah yang pertama kali
menjabat adalah Hery Murtiono, S.Pd dalam masa periode 2003 – 2008 dan
dilanjutkan oleh Endah Saratiningsih, S.Pd untuk kepala sekolah kedua masa
periode 2008 – 2011, kemudian dijabat kepala sekolah yang ketiga oleh Muji
Haryo Kusumo, S.Pd dalam periode 2011 – 2013 dan kepala sekolah yang menjabat
terakhirnya sampai dengan sekarang dijabat oleh Lamberi, S.Pd pada tahun 2014.
SMP Negeri 10 Tarakan memiliki 450 siswa terdiri dari 16
rombongan belajar dari SMP Negeri 10 Induk 13 Rombel dan SMP Negeri 10 Fillial
Tanjung Pasir (sewa ruang kelas) atas 3 rombel dengan rincian kelas VII (Tujuh)
terbagi 5 kelas, VIII (Delapan) terbagi 6 kelas, dan IX (Sembilan) terbagi 5
kelas yang masing-masingnya dibagi lagi pada Kelas Filial Tanjung Pasir dikelas
VII (Tujuh) terbagi 1 kelas, VIII (Delapan) terbagi 1 kelas, dan IX (Sembilan)
terbagi 1 kelas yang diambil dari jumlah keseluruhan pada sekolah induk SMP
Negeri 10 Tarakan. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari, masuk
pukul 07:30 wite sampai dengan 12:30 wite. Jumlah tenaga pendidik di SMP Negeri
10 Tarakan sebanyak 23 orang, terdiri dari 20 orang berstatus pegawai negeri
sipil dan 3 orang berstatus pegawai honorer. Jumlah tenaga kependidikan
sebanyak 12 orang, terdiri dari 2 orang berstatus pegawai negeri sipil dan 10
orang berstatus pegawai honorer dengan jumlah keseluruhan PTK sebanyak 35
orang.
SMP Negeri 10 Tarakan menempati sebidang tanah dengan luas 19643
m2, jumlah ruang belajar 10 ruang, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah yang langsung jadi satu dengan ruang TU, 1
ruang guru, 1 ruang OSIS, 1 ruang koperasi dan 3 petak kantin sekolah. Sekolah ini
terletak di jalan Amal Lama RT. 4 Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur
Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.
Siswa yang belajar di SMP Negeri 10 Tarakan 80 % berasal
dari daerah sekitar yaitu Kelurahan Pantai Amal dan 20 % berasal dari luar. Hal
ini mengakibatkan kondisi sosial ekonomi, politik, keamanan, kemajuan IPTEK dan
budaya masyarakat sekitar secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan
pendidikan di SMP Negeri 10 Tarakan. Secara terperinci analisis kondisi
eksternal pendidikan SMP Negeri 10 Tarakan akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Sosial
ekonomi
Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP Negeri 10 Tarakan
80 % adalah nelayan, 10 % adalah Petani ( petani sayur, petani kebun, dan
petani tambak), 10% adalah Pedagang, Buruh, Pegawai, dan lain-lain. Pada
dasarnya kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sebagian besar menengah ke bawah
dan rata-rata siswa hanya bersekolah sampai SMA/SMK yang sederajat dan kurang
memiliki ketrampilan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
2) Politik
Kondisi politik dalam artian kebijakan pemerintah kota dalam
peningkatan mutu pendidikan di Kota Tarakan sangat tinggi. Hal ini dibuktikan
dengan pembangunan sekolah-sekolah secara bertahap minimal berlantai 2 mulai
dari SD sampai SMA, selain itu sering dilaksanakan workshop atau seminar untuk
peningkatan kompetensi guru dengan mengundang pakar-pakar pendidikan dari luar
Tarakan dan memberi beasiswa bagi guru yang melaksanakan pendidikan.
3) Keamanan
Kondisi keamanan kota Tarakan pada umumnya dan kondisi keamanan SMP Negeri 10 Tarakan pada khususnya relatif aman dan kondusif. Masyarakat sekitar sekolah turut berpartisipasi menjaga keamanan fasilitas sekolah maupun keamanan kegiatan sekolah.
4) Kemajuan
IPTEK
Kemajuan IPTEK untuk masyarakat sekitar sekolah kurang
berkembang dikarenakan sebagian besar masyarakat adalah pengguna alat–alat
hasil kemajuan IPTEK dan bukan masyarakat yang kreatif menciptakan sebuah
teknologi walaupun hanya teknologi sederhana.
Persiapan masyarakat dalam menghadapi era globalisasi dan
perdagangan bebas kurang terutama penggunaan bahasa internasional yaitu bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar.
5) Budaya
Perkembangan budaya khususnya seni budaya didominasi suku
Bugis. Rasa kesukuan pada masyarakat masih tampak terasa namun pembauran tidak
menimbulkan masalah.
0 komentar:
Posting Komentar