Minggu, 01 November 2015

SMPN 10 TARAKAN - KERJA BAKTI SEKOLAH DALAM PROGRAM SEMUTLIS

SMPN 10 Tarakan - Kerja bakti adalah kegiatan kerja bergotong-royong tanpa upah untuk kepentingan bersama. Kerja bakti biasanya dilakukan bersama-sama semua warga sekolah dengan tujuan agar lingkungan sekolah menjadi bersih dan nyaman. Kerja bakti di lingkungan sekolah seperti membersihkan halaman sekolah, mengepel ruang kelas, membersihkan aula sekolah, dan masih banyak yang lainnya, dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan (Ibu. Wiji Lestari, S.Pd). "Dengan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman diharapkan semangat belajar siswa juga meningkat. Dengan meningkatnya semangat belajar siswa prestasi sekolah juga ikut meningkat", lanjut Ibu. Wiji Lestari.
Kerja bakti di sekolah ini hukumnya wajib dilaksanakan oleh siswa, Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah biasanya dilaksanakan secara berkala bisa setiap hari, seminggu, ataupun sebulan sekali maupun melihat situasi dan kondisi selama tidak mengganggu proses belajar mengajar. Dengan adanya kerja bakti maka peserta didik akan tertanam dalam dirinya untuk mencintai lingkungannya sekaligus mendidik mereka bekerja mandiri. Bagi siswa yang memiliki kebiasaan di rumah serba dilayani baik oleh orang tua maupun pembantu maka dengan kegiatan ini akan dipaksa untuk mandiri.

Kerja bakti di lingkungan sekolah diprogramkan dalam bentuk SEMUTLIS (Sepuluh Menit untuk Taman dan Lingkungan Sekolah) ternyata memiliki banyak manfaat bagi warga sekolah. Selain melatih kemandirian siswa semutlis juga memiliki manfaat yang lain, diantaranya adalah :
  • Kerja bakti (semutlis) membersihkan di lingkungan sekolah akan menghilangkan kejenuhan siswa setelah mengikuti pelajaran, kerja bakti bisa dijadikan refresing untuk menghilangkan kejenuhan selama mengikuti pelajaran.
  • Kerja bakti (semutlis) juga untuk lebih mengakrabkan para guru dengan peserta didiknya maka sebaiknya bagi para pendidik bisa berbaur dengan mereka sehingga menimbulkan keakraban antara siswa dan guru.
  • Kerja bakti (semutlis) membersihkan lingkungan sekolah membuat lingkungan menjadi bersih dan lebih terawat dibandingkan dengan tidak ada kerja bakti tersebut. Semoga sekolah-sekolah bisa menerapkan salah satu strategi pendidikan ini yaitu membiasakan anak-didiknya mencintai sekolah dan lingkungannya dengan mengadakan kerja bakti di sekolahnya.
  • Kerja bakti (semutlis) melatih siswa bekerja sama dan bergotong royong. Dalam kerja bakti yang melibatkan banyak siswa biasanya siswa akan saling bekerja sama bahu membahu membersihkan lingkungan sekolah.

Biasanya dalam sebuah sekolah ada saja siswa yang sulit untuk diajak kerja bakti. Bagi siswa yang tidak mau bekerja bakti harus diberikan perhatian, supaya tidak terulang lagi. Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan membersihkan lingkungan sekolah. Biasanya setiap kelas diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat bersih secara merata disetiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut. Untuk kejadian seperti ini siswa harus diberi pengertian tentang pentingnya kebersihan lingkungan, jika perlu sang gurulah yang memberikan contoh langsung cara membersihkan lingkungan sekolah.

Piket Kelas
Dalam kelas biasanya sudah dibentuk regu piket harian. Tugas regu piket harian adalah menjaga kebersihan masing-masing ruang kelas. Regu piket harian ini biasanya dipimpin oleh seorang ketua regu piket. Regu piket harian memiliki antara lain sebagai berikut :
  • Menyapu lantai kelas
  • Merapikan meja dan kursi
  • Membersihkan papan tulis
  • Menyiapkan kapur/spidol dan penghapus
  • Menata buku-buku pelajaran
  • Mengisi papan absensi


Kadang-kadang piket kelas ini tidak berjalan karena disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karna teman-teman lain juga tidak melaksanakan piket kelas, maka yang lain juga menjadi malas melaksanakan piket. Karna anggota piket yang sama dengan mereka tidak piket, mereka juga jadi malas melaksanakannya. Alasannya karna tidak mungkin ia melaksanakan piket kelas sendirian. Piket yang seharusnya dilakukan dengan bersama-sama tapi sekarang dilakukan sendirian. Penyebab dari masalah tersebut adalah kurangnya rasa tanggung jawab, tidak adanya rasa senang melihat kelas bersih dan karena pengaruh teman sesama anggota piket. Itulah beberapa masalah yang sebenarnya bisa diatasi dengan dua kata yaitu kesadaran dan kepedulian. Jika seorang murid tersebut sadar akan tugas dan peduli akan kelasnya, pastinya ia tidak akan merasa malas melakukannya. Malah nantinya ia akan terbiasa dengan kewajibannya itu.

Dokumentasi Kegiatan SEMUTLIS (Sepuluh Menit untuk Taman dan Lingkungan Sekolah) :













0 komentar:

Posting Komentar