Minggu, 01 November 2015

AJARKAN SISWA MANFAATKAN LAHAN KOSONG, SISWA DIAJARI BERKEBUN SAYURAN ORGANIK

SMPN10 Tarakan - Sekolah Menegah Negeri (SMP) 10 Tarakan, Kelurahan Pantai Amal, Kota Tarakan, saat ini sedang menggalakkan program ketahanan pangan dengan berkebun sayuran organik di lahan sekolahnya yang berlokasi di Pantai Amal.


Nah, Kamis (15/10/2015) sekolah tersebut telah melakukan panen dari salah satu sayuran yang ditanam yakni sayuran kangkung, dengan jumlah total panen mencapai 5 ikat kangkung. Kemudian sayuran tersebut diolah bersama dengan bahan-bahan lain menjadi makanan mie goreng. Salah seorang Guru SMPN 10, R. Deddy Surya Irawan, S.Or, mengatakan pihaknya mencoba menanamkan siswa sejak dini untuk mengolah lahan terbuka dengan menanam sayur-sayuran organik. Sudah sekitar beberapa bulan terakhir ini berbagai bibit sayuran di tanam dengan media pot dan talangan di halaman sekolah. "Ada lahan di sekolah kita tanam sayuran seperti sawi, cabe, tomat, kangkung, serai, dan kemangi, untuk dipanen bersama siswa dan dimanfaatkan bersama," ujar Pak. Deddy di sela-sela kegiatan panen kangkung.

Kegiatan menanam sayuran ini, lanjut Deddy, untuk mewujudkan sekaligus menggalakkan berbudaya berkebun di seluruh siswa. Selain itu juga untuk menggalakkan siswa senang makan sayur. Sebab sayuran itu baik dikonsumsi untuk kesehatan karena mengandung berbagai macam vitamin untuk tubuh. Tidak hanya itu saja, siswa juga diajarkan mendayagunakan setiap jengkal lahan yang ada. "Dengan kegiatan ini, kita harapkan dapat dilakukan juga oleh para siswa di rumah dengan memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanami sayuran yang bisa dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari,"ungkapnya. Ia menambahkan, awal mulanya SMPN 10 Tarakan mendapat bantuan bibit dan bantuan biaya untuk melaksanakan program ketahanan pangan ini. Bantuan tersebut datang dari program sekolah yang sudah diatur dari Program Adiwiyata SMPN 10 Tarakan. "Selain bibit sayuran, kita juga membudidayakan bibit ikan lele sebanyak 500 ekor. Sekitar dua bulan lagi nanti ikan lele bisa dipanen," imbuhnya.
Sementara itu, Deddy, mengatakan bahwa SMPN 10 mempunyai lahan dan siswa yang sangat mendukung. Kami ingin menjadikan sekolah sebagai tempat sarana belajar siswa untuk dekat dan lebih mencintai alam sekitarnya. Ia menjelaskan, "Saya melakukan penelitian tindakan kelas tentang metode agar anak-anak aktif, baca teorinya, lalu saya praktikkan," katanya. Sedangkan di SMPN 10, sekolah yang cukup jauh dari pusat kota yang berjarak 11 km menerapkan sistem pembelajaran alam. Halaman yang luas membuatnya tergerak untuk mengarahkan anak didik untuk langsung memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran. "Saya tidak ingin anak-anak kaku dalam berkebun, dengan keterbatasan sarana, belajar langsung dengan lingkungan bisa langsung mengena," ucap Deddy. 
Berkebun ditempatkan dalam program yang komprehensif yang disebut healthy future yang melibatkan guru, siswa, orang tua dan komunitas. Mereka memiliki dan memainkan peran masing-masing dalam program ini. Siswa-siswi tidak hanya diajarkan menanam dan merawat tanaman, tetapi juga bisa menjelaskan manfaat tanaman dan keragaman budaya melalui makanan. Healthy future adalah program besar. Berkebun menjadi bagian dari program ini. Anak-anak memahami lingkungan yang sehat, makanan sehat, tetapi juga kehidupan multikultural. Di kebun sekolah, tanaman berasal dari berbagai negara. Saya lihat ada Tahitian Lime, pasti dibawa dari negeri Tahiti di bagian selatan Kepulauan Pasifik. Anak-anak diperkenalkan makanan dari berbagai negara. “Kami juga mengajak anak-anak untuk membawa makanan yang dimasak oleh keluarga mereka, dengan tradisi masak yang berasal dari negara asal mereka, dan diperkenalkan kepada yang lain,” demikian Deddy dengan antusias menjawabnya. 







Kegiatan di kebun yang paling menyenangkan adalah saat panen. Kami kira anak-anak sekarang juga perlu diajarkan bagaimana padi, buah atau sayuran ini ditanam. Jika mereka melakukannya, maka akan timbul rasa hormat terhadap tanaman, sayuran dan makanan. Juga rasa hormat terhadap petani yang telah menyediakan semua kebutuhan hidup sehat itu bagi kita. Sekolah tinggal memperkuat fondasi masyarakat Indonesia yang mayoritas agraris itu. Alam yang penuh dengan aneka ragam ada di sekitar sekolah-sekolah kita terutama yang diluar perkotaan. Keragaman budaya bisa diperkenalkan melalui beragam jenis tanaman ataupun sayuran. Semuanya kita punya, tinggal menumbuhkan kemauan kuat dan tekad untuk merawatnya. Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar