SMPN 10 Tarakan - Kerja
bakti adalah kegiatan kerja bergotong-royong tanpa upah untuk kepentingan
bersama. Kerja bakti biasanya dilakukan bersama-sama semua warga sekolah dengan
tujuan agar lingkungan sekolah menjadi bersih dan nyaman. Kerja bakti di
lingkungan sekolah seperti membersihkan halaman sekolah, mengepel ruang kelas,
membersihkan aula sekolah, dan masih banyak yang lainnya, dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan (Ibu. Wiji Lestari, S.Pd). "Dengan lingkungan
sekolah yang bersih dan nyaman diharapkan semangat belajar siswa juga
meningkat. Dengan meningkatnya semangat belajar siswa prestasi sekolah juga
ikut meningkat", lanjut Ibu. Wiji Lestari.
Kerja bakti di sekolah ini hukumnya wajib dilaksanakan oleh
siswa, Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah biasanya dilaksanakan secara
berkala bisa setiap hari, seminggu, ataupun sebulan sekali maupun melihat situasi dan kondisi selama tidak
mengganggu proses belajar mengajar. Dengan adanya kerja bakti maka peserta didik akan
tertanam dalam dirinya untuk mencintai lingkungannya sekaligus mendidik mereka
bekerja mandiri. Bagi siswa yang memiliki kebiasaan di rumah serba dilayani
baik oleh orang tua maupun pembantu maka dengan kegiatan ini akan dipaksa untuk
mandiri.
Kerja bakti di lingkungan sekolah diprogramkan dalam bentuk SEMUTLIS (Sepuluh Menit untuk Taman dan Lingkungan Sekolah) ternyata memiliki banyak
manfaat bagi warga sekolah. Selain melatih kemandirian siswa semutlis juga
memiliki manfaat yang lain, diantaranya adalah :
- Kerja bakti (semutlis) membersihkan di lingkungan sekolah akan menghilangkan kejenuhan siswa setelah mengikuti pelajaran, kerja bakti bisa dijadikan refresing untuk menghilangkan kejenuhan selama mengikuti pelajaran.
- Kerja bakti (semutlis) juga untuk lebih mengakrabkan para guru dengan peserta didiknya maka sebaiknya bagi para pendidik bisa berbaur dengan mereka sehingga menimbulkan keakraban antara siswa dan guru.
- Kerja bakti (semutlis) membersihkan lingkungan sekolah membuat lingkungan menjadi bersih dan lebih terawat dibandingkan dengan tidak ada kerja bakti tersebut. Semoga sekolah-sekolah bisa menerapkan salah satu strategi pendidikan ini yaitu membiasakan anak-didiknya mencintai sekolah dan lingkungannya dengan mengadakan kerja bakti di sekolahnya.
- Kerja bakti (semutlis) melatih siswa bekerja sama dan bergotong royong. Dalam kerja bakti yang melibatkan banyak siswa biasanya siswa akan saling bekerja sama bahu membahu membersihkan lingkungan sekolah.
Biasanya dalam sebuah sekolah ada saja siswa yang sulit untuk
diajak kerja bakti. Bagi siswa yang tidak mau bekerja bakti harus diberikan
perhatian, supaya tidak terulang lagi. Selain itu, masalah juga terjadi
pada saat pelaksanaan membersihkan lingkungan sekolah. Biasanya setiap kelas
diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar
sekolah dapat bersih secara merata disetiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para
siswa terlihat enggan untuk bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik
kepada sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka sendirilah yang
menciptakan sampah yang berserakan tersebut. Untuk kejadian seperti ini siswa
harus diberi pengertian tentang pentingnya kebersihan lingkungan, jika perlu
sang gurulah yang memberikan contoh langsung cara membersihkan lingkungan
sekolah.
Piket Kelas
Dalam kelas biasanya sudah dibentuk regu piket harian. Tugas regu
piket harian adalah menjaga kebersihan masing-masing ruang kelas. Regu piket
harian ini biasanya dipimpin oleh seorang ketua regu piket. Regu piket harian
memiliki antara lain sebagai berikut :
- Menyapu lantai kelas
- Merapikan meja dan kursi
- Membersihkan papan tulis
- Menyiapkan kapur/spidol dan penghapus
- Menata buku-buku pelajaran
- Mengisi papan absensi
Kadang-kadang piket kelas ini tidak berjalan karena disebabkan
oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karna teman-teman lain juga tidak
melaksanakan piket kelas, maka yang lain juga menjadi malas melaksanakan piket. Karna
anggota piket yang sama dengan mereka tidak piket, mereka juga jadi malas
melaksanakannya. Alasannya karna tidak mungkin ia melaksanakan piket kelas
sendirian. Piket yang seharusnya dilakukan dengan bersama-sama tapi sekarang
dilakukan sendirian. Penyebab dari masalah tersebut adalah kurangnya rasa
tanggung jawab, tidak adanya rasa senang melihat kelas bersih dan karena
pengaruh teman sesama anggota piket. Itulah beberapa masalah yang sebenarnya
bisa diatasi dengan dua kata yaitu kesadaran dan kepedulian. Jika seorang murid
tersebut sadar akan tugas dan peduli akan kelasnya, pastinya ia tidak akan
merasa malas melakukannya. Malah nantinya ia akan terbiasa dengan kewajibannya
itu.
Dokumentasi Kegiatan SEMUTLIS (Sepuluh Menit untuk Taman dan Lingkungan Sekolah) :
0 komentar:
Posting Komentar