SEKOLAH berwawasan lingkungan adalah sekolah yang mengaplikasikan pemeliharaan lingkungan dalam keseharian pembelajarannya. Melalui pendidikan yang terintegrasi dengan lingkungan, siswa dilatih mengenal dan mencintai lingkungan sekitarnya. Pernah melihat sekolah yang pohon pelindung jarang, taman sekolah tidak terawat, drainase air limbah tidak lancar, sampah berserakan, iklim sekolah tidak kondusif. Nah, sekolah dengan kondisi demikian tentunya jauh dengan konsep berwawasan lingkungan.
Namun suasana sekolah yang hijau, sejuk, nyaman, indah, bersih, dan sehat dapat dirasakan di SMPN 10 Tarakan. Seluruh warga sekolah berpatisipasi dan peduli terhadap lingkungan karena mereka menyadari bahwa lingkungan sangat mendukung dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Untuk mewujudkan sekolah yang sehat, SMPN 10 Tarakan telah menerapkan kurikulum yang mengacu pada lingkungan melalui mata pelajaran yang diajarkan atau melalui kegiatan ekstrakurikuler. Seperti yang disampaikan Kepala Sekolah (Lamberi, S.Pd) SMPN 10 Tarakan dan juga mengajarkan mata pelajaran bahasa inggris.
Menurut Kepala Sekolah (Lamberi, S.Pd), hampir semua mata pelajaran telah diintegrasikan dengan lingkungan misalnya pelajaran agama Islam tentang air yang bersih untuk berwudhuk dan lainnya. Selain itu, ada taman lengkap dengan kolam air yang dirancang senyaman mungkin sebagai tempat siswa belajar dan diskusi. Para siswa juga diajarkan untuk membudidayakan ikan lele dumbo di kolam yang ada di sekolah.
"Kami juga ada kegiatan pengembangan diri bagian lingkungan sekolah dengan membuat program stimutlis pada setiap harinya. Kegiatan ini untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap lingkungan yang bersih dengan bersih-bersih area sekolah.
Lebih jauh dikatakan Kepala Sekolah (Lamberi, S.Pd), banyak lagi kegiatan berwawasan lingkungan yang dilakukan, seperti membuat pupuk organik yang dinamakan bokasi. Dimana, mikrorganisme sampah-sampah organik (daun-daunan, ampas kelapan, dedak, kotoran ternak, arang serbuk gergaji dll) yang dipermentasikan dengan EM4.
"Pembuatan pupuk organik ini dilakukan oleh siswa kelas VII, VIII dan IX. Mereka serta guru dan pegawai sekolah membersihkan diperkarangan sekolah dengan mengumpulkan bahan-bahan untuk dibuat pupuk organik," jelas Kepala Sekolah (Lamberi, S.Pd).
Para siswa, lanjut Kepala Sekolah (Lamberi, S.Pd), juga diajarkan memanfaatkan barang-barang bekas untuk dibuat benda yang bisa dimanfaatkan. Kepala Sekolah mencontohkan, mengolah botol bekas, bungkus sabun, kotak, tempurung kelapa dan lain-lain menjadi barang guna yang unik yang bisa digunakan untuk kebutuhan sekolah.
"Sedangkan untuk kegiatan memilah sampah organik dan an organik telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Siswa yang melakukan pelanggaran dikenakan sanksi membawa tanaman atau membersihkan lingkungan," kata guru yang sudah 8 tahun mengabdi di SMPN 10 ini.
Kepala Sekolah (Lamberi, S.Pd) menambahkan, sekolah berwawasan lingkungan ini sangat perlu dibudayakan kepada para anak didik karena lingkungan tempat mereka berkecimpung dalam kehidupan sehari-hari. Jika lingkungan bersih dan sehat tentunya, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan membanggakan.
Nah, bagaimana dengan sekolah kalian apakah sudah berwawasan lingkungan. Untuk mengetahui sekolah berwawasan lingkungan bisa dilihat dengan ciri-ciri, bangunan sekolah tertata rapi, pemanfaatan lahan yang jelas, pohon pelindung yang hijau, taman sekolah yang indah, tidak dijumpai air yang tergenang, sampah tidak ada yang berserakan, udara bersih dan sejuk, suasana sekolah tenteram dan damai. ***
Upaya Meminimalisasi Dampak Pemanasan Global
1.Mempelopori terciptanya Sekolah Berwawasan Lingkungan,
2.Menetapkan peruntukan lahan dan pekarangan sekolah secara jelas,
3.Menanam pohon pelindung dipekarangan sekolah dan disekitar sekolah,
4.Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah,
5.Pemberdayaan warga sekolah mengelola lingkungan sekolah.
Sekian dan terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar